“SURAT PETUNJUK UNTUK MENGHADAPI SEGALA PERSOALAN”
Mendengar kata tahajjud (shalat lail/shalat malam),terkadang rasanya tak asaing lagi,tapi tak jarang,sangat asing untuk menghidupkannya disetiap sepertiga malam kita.Padahal Kekuatan,keistimewaan dan hasilnya sangat luar biasa bila dikerjakan secara berkesinambungan.
Alhamdulillah hari ini mendapatkan pencerahan yang luar biasa.Tentang makna shalat tahajjud sebenarnya, dengan mengistiqomahkan tahajud,jiwa dan batin ini rasanya damai.Meski terkadang fluktuasi iman turun dan efektivitas tahajjud lemah.Dan hari ini mendapatkan beberapa poin yang selama ini belum ku ketahui.Pengajian umum tentang pengobatan dengan tahajjud di masjid mujahidin yang disampaikan oleh Prof.Dr.H.M.Sholeh.Drs.M.Pd.PNI AHLI PSIKONEUROIMUNOLOGI PENEMU DAN PENELITI IMMUNITY TAHAJJUD(TAHAJJUD KEKEBALAN) ,Penulis Buku Best Seller TERAPI SHALAT TAHAJJUD Menyembuhkan Berbagai Penyakit BERTOBAT SAMBIL BEROBAT TERPESONA DI KEHENINGAN MALAM.
Menggali Misteri di Balik Kedahsyatan Tahajjud Sembuhkan Segala Penyakit
QS. Al-Isra’/17: 79-80
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَحْمُوْداً.وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وِأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِى مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَاناٌ نَصِيْراً
“Dan pada sebagian malam, bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah; ‘Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong’.”
Dengan bertahajjud,Kedudukan didunia dan diakhirat sangatlah mulia.Hidup menjadi tenang,tentram dan damai dalam kondisi apapun.Karena segalanya diserahkan kepada Allah SWT. Seorang dokterpun tidak akan bisa menjamin kesembuhan pasien.Inilah pengalaman pribadi seorang dokter specialis yang mengobati pasiennya.Ternyata si dokter juga mengalami keadaan yang sama dan tidak bisa disembuhkan.Subhanallah,dengan tahajjud dan kepasrahannya pada Allah,sembuhlah penyakit itu.
SURAT PETUNJUK UNTUK MENGATASI SEGALA PERSOALAN
QS. al-Muzammil/73: 1-10
ياَأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ. قُمِ الَّيْلَ إِلاَّ قَلِيْلاً. نِصْفَهُ أَوِانْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلاً. أَوْزِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ اْلقُرْآنَ تَرْتِيْلاً. إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيْلاً. إِنَّ نَاشِئَةً الَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْئاً وَأَقْوَمُ قِيْلاً. إِنَّ لَكَ فىِ النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيْلاً. وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيْلاً. رَبُّ اْلمَشْرِقِ وَاْلمَغْرِبِ لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيْلاً. وَاصْبِرْ عَلىَ مَايَقُوْلُوْنَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيْلاً.
عن أبى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يَنْزِلُ رَبُّنَا إِلىَ سَمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ الَّيْلِ اْلأَخِيْرِ فَيَقُوْلُ: هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيْهِ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأُغْفِرُ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ اْلفَجْرُ. رواه مسلم
Rasulullah SAW bersabda: “Tuhan kita pada sisa sepertiga malam yang terakhir turun ke langit dunia, kemudian berfirman: Siapapun yang berdo’a pasti Aku kabulkan, Siapapun yang meminta pasti Aku beri, Siapapun yang minta ampun pasti aku ampuni, sampai terbit fajar.” (HR. Muslim).
عن أبى هريرة لما سئل النبى صلى الله عليه وسلم أَيُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ قَالَ: الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ الَّيْلِ. رواه مسلم وغيره
Dari Abu Hurairah ra. ketika bertanya kepada Nabi SAW tentang shalat apa yang paling utama setelah shalat maktubah (Shalat Lima Waktu)? Nabi menjawab: “SHALAT DI TENGAH MALAM (TAHAJJUD).”
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَقُرْبَةٌ إِلَى اللهِ تَعَالَى وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ وَتَكْفِيْرٌ للِّسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ (رواه سلمان الفارسى/الترمذى/الطبرنى/إبن حزيمة/الباغوى)
”Lakukanlah salat tahajjud, karena itu adalah tradisi kaum shaleh sebelum kalian, untuk sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT., pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan dan penyembuh segala penyakit dari tubuh.” (HR. Salman al-Farisi, Tirmidzi, Thabrani, Ibn Khuzaimah, al-Baghawi).
Shalat Tahajud Berjama’ah
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ قَالاَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا فِي الذَّاكِرِينَ وَالذَّاكِرَاتِ
Barangsiapa bangun malam dan membangunkan keluarganya, lalu keduanya shalat dua rakaat dengan berjama‘ah, maka ditetapkan dalam kelompok orang-orang yang ahli dzikir kepada Allah. HR. Abu Dawud
Berlama-lama dalam Shalat Tahajud
عن عبد الله رضي الله عنه قال: صَلَّيتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَلَمْ يَزَلْ قَائِمًا حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِ سُوْءٍ قُلْنَا وَمَا هَمَمْتَ قَالَ هَمَمْتُ أَنْ أَقْعُدَ وَأَذَرَ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari ‘Abdullah ibn Mas‘ud ra. berkata: Aku pernah shalat bersama Nabi saw., ketika itu beliau memanjangkan shalatnya hingga aku menyangka dengan sesuatu yang bukan-bukan. ‘Abdullah ditanya, “Apa yang engkau sangkakan?” Abdullah menjawab, “Aku berpikir untuk duduk lalu meninggalkan Nabi saw. shalat sendirian.” HR. Bukhari
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ اْلبَقَرَةَ فَقُلْتُ يَرْكَعُ عِنْدَ اْلمِائَةِ ثُمَّ مَضَى فَقُلْتُ يُصَلِّى بِهَافِى رَكْعَةٍ فَمَضَى فَقُلْتُ يَرْكَعُ بِهَا ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسآءَ فَقَرَأَهَا ثُمَّ افْتَتَحَ آل عِمْرآنَ فَقَرَأَهَا يَقْرَأُ مُتَرَسِّلاً اِذَا مَرَّ بِآيَةٍ ِفيْهَا تَسْبِيْحٌ سَبَّحَ وَاِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَاِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ ثُمَّ رَكَعَ فَجَعَلَ يَقُوْلُ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ فَكانَ رُكُوْعُهُ نَحْوًا مِنْ قِيَامِهِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ثُمَّ قَامَ طَوِيْلاً قَرِيْباً مِمَّا رَكَعَ ثُمَّ سَجَدَ فَقَالَ سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلىَ فَكاَنَ سُجُوْدُهُ قَرِيْبًا مِنْ قِيَامِهِ . رواه مسلم
Khudzaifah ibn Yaman berkata, “Suatu malam aku shalat bersama Nabi saw., beliau memulai shalatnya dengan membaca surat al-Baqarah. Beliau ruku‘ sesudah membaca seratus ayat pertama, kemudian melanjutkan hingga selesai. Beliau shalat dengan (membaca semua ayat itu) dalam satu rakaat lalu meneruskannya. Sesudah itu beliau ruku‘, kemudian memulai shalat lagi dengan membaca surat an-Nisa’. Lalu membaca surat Ali Imran. Beliau membaca dengan pelan-pelan, jika membaca ayat tasbih, beliau bertasbih. Jika melewati ayat permohonan, maka beliau memohon, dan jika beliau membaca ayat perlindungan maka beliau membaca ta‘awwudz. Kemudian ruku’ seraya mengucapkan, ”Subhanarabbiyal ‘azhim.” ruku’nya sama panjangnya dengan berdirinya kemudian berkata, ”Sami‘allahu liman hamidah.” Lalu berdiri lama seperti lamanya waktu ruku’. Kemudian bersujud seraya berkata, ”Subhana rabbiyal a‘la.” Lama waktu sujudnya hampir mendekati lamanya waktu berdiri. (HR. Muslim)
Mengeraskan Bacaan Shalat tahajud
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَتْ قِرَاءَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَدْرِ مَا يَسْمَعُهُ مَنْ فِي الْحُجْرَةِ وَهُوَ فِي الْبَيْتِ
Dari Ibn ‘Abbas berkata, “bacaan Nabi saw. pada waktu shalat malam di kamar sampai terdengar orang yang ada dalam rumah.” HR. Abu Dawud
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ لَيْلَةً فَإِذَا هُوَ بِأَبِي بَكْرٍ رَضِي اللَّه عَنْهم يُصَلِّي يَخْفِضُ مِنْ صَوْتِهِ قَالَ وَمَرَّ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَهُوَ يُصَلِّي رَافِعًا صَوْتَهُ قَالَ فَلَمَّا اجْتَمَعَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ مَرَرْتُ بِكَ وَأَنْتَ تُصَلِّي تَخْفِضُ صَوْتَكَ قَالَ قَدْ أَسْمَعْتُ مَنْ نَاجَيْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَقَالَ لِعُمَرَ مَرَرْتُ بِكَ وَأَنْتَ تُصَلِّي رَافِعًا صَوْتَكَ قَالَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُوقِظُ الْوَسْنَانَ وَأَطْرُدُ الشَّيْطَانَ زَادَ الْحَسَنُ فِي حَدِيثِهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا بَكْرٍ ارْفَعْ مِنْ صَوْتِكَ شَيْئًا وَقَالَ لِعُمَرَ اخْفِضْ مِنْ صَوْتِكَ شَيْئًا
0 komentar:
Posting Komentar