Tagline itu yang membuat saya tertegun. Otak saya segera bekerja membuat sebuah pertanyaan, apakah ukuran sukses itu hanya dengan Matematika dan Bahasa Inggris? Apakah berarti orang-orang yang tidak terlalu mahir dalam kedua bidang itu sama dengan tidak sukses? Saya kok jadi merasa tersinggung yaaaa.. hihihihi Lah saya ini dari jaman eSDe ngga mahir sama yang namanya matematika. Ngga masuk sama sekali di otak saya. Kalo yang dasar kayak penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian, kuadrat-kuadratan gituh yah saya masih nyambung lah… Yang saya ngga ngerti, kenapa saya juga harus belajar akar kuadrat, cos sin tag, alogaritma de ka ka ituh! Buktinya sampe sekarang ngga kepake. Kalo mentok ketemu soal begitu ada alat canggih bernama Kalkulator gitu looooh. Ngga perlu saya menghapal rumus sedemikian jelimet dengan sederet kode-kode yang untuk ukuran saya waktu jaman eSDe-eSeMPe itu kok jadi bikin mumet.
Matematika memang mimpi buruk buat saya (dan mungkin sebagian teman saya yang lain). Untung waktu eSeMPe saya terkontaminasi dengan serial TV berjudul LA LAW yang membuat saya bercita-cita jadi pengacara. Waktu eSeMA pun saya memutuskan untuk hengkang dari IPA ke IPS hanya demi mengejar cita-cita saya (dan tidak perlu bertemu matematika tentunya). *untung terus lulus UMPeTaN di FH* Dan benar, setelah hampir delapan tahun menjalankan profesi ini – dari satu company, loncat ke law firm, balik lagi jadi in-house lawyer di satu company – saya tidak perlu matematika sama sekali!!! (bahkan pasal-pasal di KUHP dan KUHPerdata yang dulu jaman kuliah saya hapal mati-matian ketika hendak ujian, ngga kepake pas kerja. Kalo lupa bunyi nya apa, ya buka lagi aja buku nya… hehehehe *ini ga ada hubungannya sih, curhat colongan aja kenapa saya harus menghapal isi kitab-kitab ituh sementara pada saat kerja saya tetep bisa buka buku* )
Apakah dengan begitu saya inih tidak SUKSES????
Lalu Bahasa Inggris. Oke laaah, saya harus mengakui ini penting. Saya belajar bahasa ini dari eSDe, mulai dari belajar This is a book, sampe akhirnya bisa bikin satu paragraph kalimat. Dan pekerjaan saya menuntut saya untuk mahir berbahasa asing yang katanya bahasa internasional ini. Awal-awal saya mulai nge-cring, beberapa tulisan saya dalam bahasa inggris *yang menuai banyak protes dari beberapa temen, katanya bacanya capek, kudu konsen*. Bukannya kegayaan, tapi sekali lagi kepentingan dan tuntutan pekerjaan lah yang membuat saya mau ngga mau harus mahir berbahasa Inggris.
Lalu apakah hanya karena ini saya dibilang SUKSES? Apakah kalo saya ini hanya mahir berbahasa Rusia atau China atau malah bahasa Sansekerta lantas saya dibilang TIDAK SUSKES??
Bukannya SUKSES itu bagian dari usaha, bukan karena matematika dan bahasa Inggris?? Ya ndak??
Saya melihat ada yang kurang dengan kutipan ini. Bagaimana tidak, apakah pantas seseorang yang melakukan perjalanan tanpa disertai pencapaian disebut sukses?
Bukan hanya itu,
ada sebuah sukses yang memang itu adalah tujuan akhir, bukan sekedar perjalanan. Sukses apakan itu? Mari kita lihat.
Sukses Bukan
Sekedar Perjalanan
Saya lebih senang menyebutkan bahwa sukses seperti menaiki anak tangga. Atau sukses seperti mendaki sebuah gunung. Artinya apa? Artinya perjalanan yang kita lakukan akan selalu menghasilkan sebuah pencapaian tertentu, hasil yang positif, atau bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun sesama.
Definisi sukses menurut saya adalah tercapainya apa yang kita
inginkan. Saat Anda ingin bisa berbahasa Inggris kemudian Anda be
rusaha dan belajar sampai Anda berhasil menguasai bahasa Inggris, artinya Anda sukses. Karena Anda berhasil mencapai apa
yang Anda inginkan, yaitu berbahasa Inggris.
Tetapi, setelah bisa berbahasa Inggris, tidak berhenti sampai disana. Apa target berikutnya? Anda tetap naik tangga. Setelah Anda mencapai sukses yang pertama, maka kejarlah sukses yang kedua. Setelah sukses berbahasa Inggris, maka kejarlah sukses berikutnya. Apakah Anda ingin menguasai bahasa Arab? Apakah Anda ingin menggunakan kemampuan bahasa Inggris Anda untuk karir yang lebih baik, untuk
bisnis, atau untuk keliling dunia?
Sukses memang sebuah perjalanan,
tetapi bukan sembarang perjalanan.
Sukses adalah perjalanan yang setiap langkahnya menghasilkan pencapaian tertentu.
Sukses adalah proses. Bukan hanya cara melampauinya, tetapi juga cara menjalankannya setelah mencapai sukses. Hal ini menimbulkan dua tafsiran tentang pra sukses ke pasca sukses. Kita akan bahas satu per satu.
Tidak ada orang yang dilahirkan langsung sukses. Tidak ada yang berbakat. Tidak yang lahir membawa kelebihan. Semua bermula pada keadaan yang sama.
Lalu pendidikan. Pertama dunia, kedua pengetahuan berwujud sekolah. Emosional dengan pergaulan, spiritual dengan ibadah. Setelah sekolah dibentuklah pandangan kehidupan.
Kesuksesan pertama dimulai dari visi, impian, rencana jangka waktu. Gambaran keinginan-keinginan pribadi dan kehidupan seperti apa yang dijalani. Ketika orang bisa melihat kenyataan dan bertanya-tanya “Kok bisa ?” Orang sukses melihat impian yang belum ada berkata “Kenapa tidak?”
Selanjutnya adalah langkah mewujudkan. Pertama afirmasi, investasi, pikiran, motivasi, belajar.
Kita cari cara paling tepat, efektif dan efisien untuk mencapainya sukses dalam hidup punya gambaran umum orang-orang, mobil, rumah, perusahaan, istri, kebanggaan, teman-teman. Dengan itu cara umum adalah bisnis.
Setelah investasi pikiran kemudian uang, jiwa, pikiran, dan lain-lain. Perlu komitmen, konsisten, dan ketekunan untuk mewujudkannya.Kadang ketika mulai terasa takut karena serasa bersaing dengan seluruh dunia. Tenang, tidak perlu takut. Tidak perlu membawa semua itu. Hanya perlu sedikit demi sedikit. Perjalanan 1.000 mil di mulai dari 1 langkah :
Dari sini kita menerapkan fungsi-fungsi managemen Planning, perencanaan impian, rencana jangka panjang, menengah, pendek hingga jadwal harian. Termasuk juga rencana cadangan. Organizing susun semua perangkat yang diperlukan. Ada barang-barang dan orang. Di awal mungkin kita sendiri. Tapi nanti kita akan punya rekan kerja membentuk tim. Lakukan keseluruhan siap mental. Evaluasi, kendalikan. Setiap hasil dicatat dan dibandingkan dengan sebelumnya agar perkembangannya dicatat.
Ketika di awal kita tidak tahu bagaimana dan apa itu sukses. Tapi seiringg perjalanan kita akan tahu, berkembang dan menemukan jalan-jalan untuk mempercepat, mengangkat kita ke sana.
Kadang kala kita jatuh dan gagal. Hasil tidak sesuai renacana. Itiu bukan waktunya berhenti atau memvonis diri, tapi perlu ada pengetahuan yang baru. Kegagalan berarti ada pelajaran yang baru. Segera pelajari dan lanjutkan. Seorang pemenang bukanlah seorang yang tak pernah jatuh. Tapi seorang yang selalu bangkit ketika jatuh. Bukan karena tak punya perasaan. Tapi ia fokus pada impian. Ia tahu di dalam perjalanan dan tak akan gagal jika ia terus berjalan. Banyak orang tak menyadari ini. Karena itu kesuksesan begitu istemewa.
Kegagalan demi kegagalan berlangsung terus. Tapi terdapat peningkatan 99%. Kerja keras akan ditolak. Thomas Edison terkena ledakan lampunya 2.00
0 kali, Kolonel Sander ditolak 1.000 kali. Dari situ mereka terus belajar dan berjuang.
Dari proses panjang ini proses mengajari tak hanya kesuksesan yang begitu mahgal, tinggi, langka dan berharga. Tapi juga mengajari bagaimana man
jaga dan merawat dan memperbaiki kerusakan, bahkan mengembangkan kesuksesan.
Sukses Adalah Proses Pencapaian
Setelah sukses pertama dicapai oleh karena itu perlu impian yang jelas-fokus. Harus disyukuri dan dihargai setelah menikmati kesuksesan beberapa waktu, segera kembali bekerja.
Sebagaimana dalam perjalanan ada step-step seperti goal jangka pendek, menengah, jangka panjang seperti impian pertama, perlu dibuat impian kedua yang lebih tinggi, lebih menantang dan lebih berat.
Setelah impian kedua dicapai, dibuat yang ketiga, keempat dan seterusnya. Proses ini tidak berhenti seumur hidup sehingga kesuksesan tidak berakhir, tapi bertahan dan terus berkembang.
Kanapa hal ini harus dilakukan. Karena, pertama : sukses memiliki biaya. Jika sukses tidak dipertahankan, biaya akan menelan pemenang sehingga ia jatuh lagi, sia-sialah selama ini.
Kedua : perlu kreativitas dan inovasi untuk mengatur agar pasar tetap besar dan tidak bosan oleh karena itu perlu pemberian terus menerus.
Sukses adalah pembelajaran seumur hidup.
Sukses Yang Merupakan Tujuan Akhir
Sementara, ada sukses yang merupakan tujuan akhir manusia. Jangan sampai ini dilupakan sebab ini sesungguhnya sukses yang sejati. Sukses itu adalah meraih ridla Allah sehingga masuk ke syurga-Nya. Sukses ini adalah tujuah akhir kita, yaitu sukses di akhirat kelak.
Jadi kesimpulannya, saat kita masih di dunia, sukses seperti naik tangga. Setelah menggapai satu sukses, jangan berhenti, raihlah sukses berikutnya. Sementara, kita sebagai umat Muslim memiliki sukses hakiki yang merupakan tujuan akhir kita, yaitu sukses di akhirat kelak.
0 komentar:
Posting Komentar