"Tanamkanlah kesadaran yang mendalam tentang keagungan dan kebesaran Allah SWT. Jangan takut kepada siapapun atau mengharapkan suatu manfaat dari siapapun melainkan Allah Azza Wa Jalla. Serahkan segala kebergantunganmu kepada-NYA dan hendaklah kamu yakin kepada-NYA. Apa jua benda yang kamu perlukan, maka hadapkanlah keperluanmu itu kepada Allah SWT dengan penuh rasa keyakinan bahwa keperluanmu itu akan dipenuhi"

Selasa, 15 Juni 2010

Menebar Salam dan Kasih Sayang

Posted by Nisfiyah Sya'baniyah Munir 22.57, under | No comments

Amal yang dapat mengangkat derajat seseorang adalah dengan menebar salam. Mengucapkan salam merupakan salah satu dustur moral Islam dan sunnah nabawi. Salam merajut hati orang-orang Mukmin dan para anggota masyarakat. Menebar salam artinya menebar salam kepada setiap orang. Menebar salam maksudnya adalah menebar kedamaian. Dengan menebar salam, membuat hati manusia kian dekat dengan yang lain dan mengundang berkah yang melimpah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang apabila kamu kerjakan niscaya kamu sekalian akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam diantaramu sekalian.” (HR. Muslim)

Dalam hadits ini terkandung sebuah perintah untuk menyebarkan salam diantara masyarakat Islam, sebagai isyarat tersebarnya rasa aman bagi setiap orang yang ditemuinya, ada rasa kasih sayang, persahabatan dalam sentuhan salam yang diucapkan pada orang yang ditemui. Tak ada sedikitpun rasa permusuhan. Salam juga merupakan sarana yang kuat diantara berbagai sarana untuk menumbuhkan rasa lemah lembut, kecintaan dan kasih sayang.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan dalam masyarakat Islam untuk merealisasikan dan menaati akhlak yang tinggi ini, karena terkandung banyak kebaikan didalamnya. Maka beliau bersabda : “ Sesungguhnya kamu bisa masuk ke dalam surga, dan kemenanganmu meraih kenikmatannya, tidak lain kecuali karena iman. Kamu merasakan kemanisan iman karena kamu mencintai sebagian yang lainnya, cinta yang tulus karena mencari ridha Allah, dan sekali-kali kecintaan ini tidak akan tersebar dan tersiar kecuali dengan menyebarkan salam dan menyiarkannya di antara kamu.” (HR. Muslim ).

Al-Qur’an juga menganjurkan bahwa apabila seseorang memberikan salam kepadamu, berikanlah jawaban yang lebih baik. “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (Qs. Al-Nisa [4]:86)

Dari sini jelas bahwa memberi salam adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus kita realisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. mengajarkan kita bentuk salam yang dimaksudkan disini seperti hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. Dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. beliau bersabda: ”Ketika Allah telah menciptakan Adam, maka Allah memerintahkannya: ”Pergilah kepada para malaikat itu dan sampaikanlah salam kepada mereka yang sedang duduk dan dengarkan benar-benar jawaban mereka, maka itu akan merupakan salammu dan anak cucumu kelak. Maka pergilah Adam dan berkata: “Assalamu’alaikum”. Para malaikat menjawab: Assalamu’alaikum warahmatullah” maka mereka menambah :”warahmatullah”. (HR. Muslim)

Karena itu marilah kita sampaikan salam kita kepada sesama muslim. Sebagai wujud Cinta dan kasih sayang pada sesama muslim.

.Dikutip dari “Bersanding Dengan Bidadari di Surga

Penulis Dr. Muhammad bin Ibrahim An-Naim

diterbitkan : Pustaka Daar An-Naba’Solo

>>>Ulama’ memperbolehkan seorang lelaki mengucapkan salam kepada seorang wanita, dan sebaliknya, selama aman daripada fitnah, sebagaimana seorang wanita mengucapkan salam kepada mahramnya, maka wajib juga atasnya untuk menjawab salam daripada mereka. Demikian halnya seorang laki-laki kepada mahramnya wajib atasnya menjawab salam dari mereka. Jika dia seorang ajnabiyah (wanita bukan mahram), maka tidaklah mengapa mengucapkan salam kepadanya ataupun membalas salamnya jika wanita tersebut yang mengucapkan salam, selama aman daripada fitnah, dengan syarat tanpa bersentuhan tangan/jabat tangan dan mendayu-dayukan suara. (SIFAT SALAM RASULULLAH, Oleh: Abdul Malik al-Qosim)

Dalam persoalan kasus salam antar beda jenis yang bukan mahram beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terjaga kemurniaan dan efektivitas positifnya adalah bahwa salam itu diucapkan ataupun disampaikan dalam kerangka birr wat taqwa (kebajikan dan ketakwaan), salam itu tepat waktu dan kondisi, salam itu dilandasi ketulusan ikhlas dan aman dari potensi fitnah.

>>>Tidak diperbolehkan memulai salam kepada orang kafir sebagaimana di dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Janganlah mendahului Yahudi dan Nasrani dengan ucapan salam, jika engkau menemui salah seorang daripada mereka di jalan, desaklah hingga mereka menepi dari jalan”. (HR. Muslim) dan bersabda pula Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Jika ahli kitab memberi salam kepadamu maka jawablah dengan wa’alaikum” (Mutafaq alaihi).
UA:F [1.8.8_1072]

.

0 komentar:

Posting Komentar

Tags

Blog Archive