Sabtu, 31 Juli 2010
Metamorfosis
Metamorfosis
Minggu, 25 Juli 2010
NISFU SYA`BAN
Nisfu Sya’ban
Posted by Lutvi Avandi on Jul 23, 2010 in Ramadhan |
Nisfu Sya’ban artinya pertengahan bulan Sya’ban. Artinya Ramadhan udah dekat dan sudah waktunya mulai memanaskan mesin sehingga ketika Ramadhan tiba kita tinggal tancap gas aja ngejar setoran. Artikel ini bukan sesuatu yang baru mungkin, tapi moga bisa jadi pengingat kembali tentang hal-hal yang seharusnya kita lakukan mendekati bulan Ramadhan nanti.
Sayang sekali, justru banyak umat Islam yang melupakan bulan ini dan lebih terkonsentrasi pada bulan Rajab dan Ramadhan. Padahal dahulu Rasulullah SAW sangat mengutamakan bulan ini, bahkan berpuasa lebih banyak daripada bulan-bulan lain selain bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan yang bisa dijadikan indikasi kesiapan kita menyambut Ramadhan. Kalau di bulan ini kita masih berleha-leha, maka bisa dipastikan lompatan ibadah kita di bulan Ramadhan nanti ya biasa-biasa saja. Artinya semua orang juga sama seperti kita.
Dalam riwayat Imam Bukhari, Aisyah ra. menceritakan, bahwa Rasulullah saw. selalu memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Bahkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa tidak ada bulan melebihi bulan Sya’ban di dalamnya Rasulullah saw. berpuasa. Dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi saw. berpuasa mayoritas hari-hari bulan Sya’ban
Mungkin kita merasa telah melakukan amal ibadah yang baik selama ramadhan2 sebelumnya. Kita menganggap bahwa selama ramadhan kita telah berhasil sholat 5 waktu di masjid secara berjamaah, kita juga rajin ikut tarawih bahkan kita telah mengkhatamkan Al-Quran dalam 1 bulan. Kita bahkan juga melakukan i’tikaf di masjid selama malam-malam ganjil bulan Ramadhan.
Tapi tahukah anda, bahwa semua amal itu adalah amal standart di bulan Ramadhan. Itulah target minimal di bulan Ramadhan. Justru kalau kita tidak melaksanakannya ibarat ada orang dikasih gaji 10 juta per hari hanya untuk sholat dan ngaji tapi ditolaknya. Padahal nilai ibadah di bulan Ramadhan kan jauh lebih besar dibanding uang 10 juta!! Anda takkan pernah bisa membeli surga dengan uang 10 juta per hari selama sebulan. Bahkan andai diberi selama hidup andapun, anda tetap takkan mampu membeli surga Allah.
Nah, sekarang coba bayangkan ada seorang konglomerat yang akan menggaji anda 100 Juta per hari asal anda mampu sholat 5 waktu di masjid, puasa 30 hari berturut-turut, mengkhatamkan Al-Quran minimal 2x, menghidupkan semua malamnya dengan dzikir dan tilawah Al-Quran serta menghabiskan 10 malam terakhir hanya untuk Allah. Anda akan diberi bonus 700 kali lipat bila mau bersedekah berapapun besarnya.
Jika ada yang mau memberi anda seperti itu, kira-kira apa yang akan anda lakukan?
Saya jamin, mulai nisfu sya’ban ini, mulai pertengahan bulan sya’ban ini anda akan melakukan latihan-latihan, melakukan perencanaan yang matang. Kalau perlu anda akan mengajukan cuti kerja selama sebulan. Dan saya akan yakin anda akan siap menjual semua harta yang anda miliki untuk anda sedekahkan di bulan Ramadhan.
Tapi tahu ndak? Ternyata Allah memberi jauh lebih besar daripada itu. Jika anda ingin surga Allah, maka bersiaplah agar layak masuk ke tempat itu. Berikan alasan yang kuat bagi para Malaikat, bidadari-bidadari penghuni surga, para Rasul yang mulai dan Allah SWT. Beri alasan bahwa anda lebih layak masuk di sana dibanding saudara-suadara kita yang lain.
Yuk, mari kita sama-sama mulai hari ini hingga Ramadhan mendatang mulai mengubah jadwal-jadwal kita, mulai mengatur strategi terbaik meraih hasil semaksimal mungkin di bulan Ramadhan. Mari berpuasa di bulan sya’ban ini jauh lebih banyak dibanding bulan-bulan sebelumnya
Sabda Rasulullah SAW: “Bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan oleh banyak orang, karena itu terjepit antara Rajab dan Ramadhan. Padahal ia adalah bulan di angkatnya amal manusia, maka aku suka ketika amalku diangkat aku sedang berpuasa.” dari Usamah bin Zaid diriwayatkan oleh Imam An Nasa’i
Semoga Allah memberkahi kita di bulan Rajab dan Sya’ban dan menyampaikan kita ke bulan Ramadhan.. Aamiin
Diakses dengan kata kunci:
Adakah Amalan Nisfu Sya’ban dalam Islam?
Ada beberapa riwayat yang shahih tentang keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, tetapi tanpa mengkhususkan sebagian hari-harinya, di antaranya:
أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِيْ شَهْرٍ مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ، فَكَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ إِلاَّ قَلِيْلاً
Sesungguhnya Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Aku tidak pernah sekali pun melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali (pada) bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau (banyak berpuasa -ed) dalam suatu bulan kecuali bulan Sya’ban. Beliau berpuasa pada kebanyakan hari di bulan Sya’ban.” (HR. al-Bukhari: 1868 dan HR. Muslim: 782)
Dalam hadits yang lain, Usamah bin Zaid berkata,
لَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَ رَمَضَانَ، وَ هُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ اْلأَعْمَالُ فِيْهِ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِيْ وَ أَنَا صَائِمٌ
“Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa dalam beberapa bulan seperti puasamu di bulan Sya’ban. Beliau menjawab, ‘Itu adalah satu bulan yang manusia lalai darinya. (Bulan itu adalah) bulan antara Rajab dan Ramadan, dan pada bulan itu amalan-amalan manusia diangkat kepada Rabbul ‘alamin, maka aku ingin supaya amalanku diangkat pada saat aku berpuasa.’ ” (HR. an-Nasa’i: 1/322, dinilai shahih oleh al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil: 4/103)
Adapun pengkhususan hari-hari tertentu pada bulan Sya’ban untuk berpuasa atau qiyamul lail, seperti pada malam Nisfu Sya’ban, maka hadits-haditsnya lemah bahkan palsu. Di antaranya adalah hadits:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berkata, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia. Adakah demikian dan demikian?’ (Allah mengatakan hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah: 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman: 3/378)
Keterangan:
Hadits ini dari jalan Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadits ini adalah hadits maudhu’/palsu, karena perawi bernama Ibnu Abi Sabrah tertuduh berdusta, sebagaimana dalam Taqrib milik al-Hafidz. Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma’in) berkata tentangnya, “Dia adalah perawi yang memalsukan hadits.”[1]
Maka dari sini kita ketahui bahwa hadits tentang fadhilah (keutamaan –ed) menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dan berpuasa di siang harinya tidaklah sah dan tidak bisa dijadikan hujjah (argumentasi). Para ulama menyatakan hal itu sebagai amalan bid’ah dalam agama.[2]
============ Catatan kaki: [1] Lihat Silsilah Dha’ifah, no. 2132. [2] Lihat Fatawa Lajnah Da’imah: 4/277, fatwa no. 884.
Dijawab oleh Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali pada Majalah Al-Furqon, Edisi Khusus, tahun ke-9, 1430 H/2009 M. (Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi www.konsultasisyariah.com)
BAGAIMANA ULAMA MEMANDANG????
Malam Nisfu Sya’ban (Bagian I)
Nisfu Sya’ban adalah hari peringatan Islam yang jatuh pada pertengahan bulan Sya’ban. Dalam kalangan Islam, Nisfu Sya’ban diperingati menjelang bulan Ramadhan. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Peringatan Nisfu Sya’ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya’ban diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
HADIST KEUTAMAAN NISFU SYA’BAN
Tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban ini, dimana kita dianjurkan untuk melakukan ibadah terutama untuk memohon ampun, memohon rezeki dan umur yang bermanfaat, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya
Hadist pertama
Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata, :”“Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) .
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah pada malam nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Keempat
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah keutamaan dan kelebihan malam Nishfu Sya’ban yang Insya Allah akan jatuh pada Senin tgl 26 Juli 2010 sore hingga subuh . Marilah kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon ampunan dan berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah. SWT
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Meski menurut para ahli hadist masih berbeda tentang malam nisfu sya’ban ini, namun demikian menurut saya (Imam Puji Hartono/IPH(Gus Im).sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca’an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. Amiin.
Wallahualam bissawab
Bârakallâhu lî wa lakum, Matur syukran n Terima kasih. Semoga Bermanfaat ya
posted by:Imam Puji Hartono/IPH(Gus Im)Jakarta, 24 Juli 2010 Billahit taufiq wal hidayah Wassalamualaikum wr.wb
BAGAIMANA FONOMENANYA???
Sudah menjadi kebiasaan umum saban bulan Sya’ban, banyak digelar kegiatan-kegiatan religius. Salah satunya puasa dan Nisfu Sya’ban. Sebagaimana Rajab, di bulan ini juga banyak kelebihan diberikan bagi setiap insan yang merindukan berkah dari Allah. Rajab dan Sya’ban terlihat seolah-olah bagaikan masa sekolah persiapan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Dalam suatu riwayat dari Imam Ali kw berkata, Rasulullah saw bersabda, “Jika tiba malam Nisfu Sya’ban, maka hendaklah bangun pada malam harinya dan berpuasa pada siang harinya. Sungguh Allah swt menurunkan malaikatnya ke langit dunia pada malamnya setelah terbnamnya matahari, lalu Allah berkata: Barangsiapa yang memohon keampunan pada-Ku, maka Aku akan mengampunkannya. Barangsiapa yang memohon rejeki dari-Ku, maka Aku akan memberikannya rejeki. Barangsiapa yang sedang dalam musibah, maka Aku akan melepaskannya. Barangsiapa yang demikian,… Barang siapa yang demikian,… sehingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Malam Nisfu Sya’ban seakan-akan malam yang sangat spesial kedua setelah malam Lailatul Qadr. Pada malam ini, masyarakat muslim berlomba-lomba membuka pintu langit dengan beragam cara. Yang paling masyhur di tanah air kita adalah yasinan, tahlil, shalawat, shalat, dan sebagainya. Hampir serentak di semua masjid di Indonesia, menjelang maghrib, berduyun-duyun manusia masuk ke masjid-masjid terdekat seolah tak ingin kehilangan momen ini. Beberapa di antara mereka membawa botol-botol yang berisikan air mineral.
Selepas shalat maghrib berjamaah, suasana menjadi semakin khidmat. Botol-botol mineral dilepaskan tutupnya dan diletakkan di depan atau di tengah jamaah. Seorang tetua ilmu memimpin yasinan. Pertama kali mereka membacakan Alfatihah agar kelancaran dan keberkahan Nisfu Sya’ban, kepada Rasulullah beserta keluarga dan shahabatnya, kepada orang tua dan kaum muslimin yang telah mendahului. Kemudian dimulailah pembacaan 3 yasin itu. Masing-masing diniatkan diperpanjang umur, dijauhkan dari musibah, dan diberi rizki (maaf lupa urutannya). Kemudian dilanjutkan dengan tahlil dan ditutup doa. Di sebagian wilayah Indonesia diramaikan pula dengan Dibaan (sebuah kegiatan shalawat dengan membaca Kitab Maulid Dhiba, dikarang oleh Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie, Muharram 866H-944H). Selepas acara, air mineral itu mereka minum atau pun mereka bawa kembali ke rumah, dibagikan kepada sanak saudara ataupun kepada orang yang sedang menderita penyakit dan musibah.
Di Suryalaya, dilaksanakan shalat 100 rakaat. Mereka menyebutnya Shalat Sunat Nisfu Sya’ban. Berangkat dari keteguhan bahwa pada malam ini, ditutuplah “Buku Catatan Perjalanan Hidup” setiap manusia. Dan akan dibuka lembaran buku baru untuk tahun yang akan datang. Timbulah pengharapan akhir dan awal dari lembaran buku catatan hidup diisi dengan amal kebaikan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan Shalat sunat Nisfu Sya’ban. Shalat ini sebanyak 100 rakaat, 1000 qulhuwalloohu ahad. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak lama. Tokoh terkemuka Suryalaya, Abah Anom, membuat maklumat mengenai shalat ini yang ditandatangani pada 1 Juni 1982.
Maka menghidupkan malam Nisfu Sya’ban secara berjamaah ataupun secara bersendirian sebagaimana sifat yang masyhur dikalangan orang ramai dan selainnya adalah perkara yang disyariatkan dan tidaklah menjadi bid’ah dan tidaklah menjadi makruh dengan syarat tidak menjadikan amalan tersebut sebagai suatu kemestian dan kewajiban.
Tahun ini, malam Nisfu Sya’ban akan hadir pada hari Senin, 26 Juli 2010, malam Selasa. Maka, jemputlah malam itu dengan penuh keriangan dan pengharapan. Semoga Allah swt memerkahi kita.
MENURUT SAYA SENDIRI.....
NISFIYAH SYA`BANIYAH MUNIR ^_^
Nama pemberian ayahanda MUNIR AHMAD,yang juga saran dari Almarhum.Ust.Muhajir Sulton.Saat itu bertepatan pada 01 Maret 1991/15 Sya`ban.
Rembulan begitu terang benderang...Dengan harapan,Saya ini menjadi anak yang benar-benar bisa menyinari seperti Rembulan di Nisfu Sya`ban (pertengahan bulan Sya`ban).Yang sebagian orang menganggap Nisfu Sya`ban terdapat amalan Khusus.Padahal tidak di Syari`atkan karena Hadits juga lemah(Dhoif).
Akulah NISFIYAH SYA`BANIYAH MUNIR....
Semoga di usiaku yg ke 19 ini, mendapatkan keberkahan ALLAH SWT,dunia akhirat.amiin...
Harapanku,
- Terus Melayani dan memperbaiki anak-remaja dan umat dalam akidah dan akhlak
- Menerapkan manajerial ekonomi islam dimanapun